Selama bertahun-tahun manusia menyalahgunakan laut, menjarah ikannya, meracuni dengan limbah dan sampah, serta merusak pantainya. Padahal, berbagai ekosistem laut, misalnya laut tropik yang dangkal dan hangat memberikan kondisi ideal bagi kehidupan karang. Bakau pun tumbuh subur di daerah pantai tropik. Berjuta-juta ikan berkembangbiak di antara akar-akaran yang terletak di permukaan air. Di pantai dekat daratan beriklim sedang, tumbuh hutan kelp, yaitu ganggang besar yang tumbuh subur di tempat-tempat yang kaya zat hara.
Tetapi, dari waktu ke waktu, perilaku manusia terus merusak laut. Lalu, apa yang kita lakukan untuk menyelamatkan laut yang begitu memberikan banyak manfaat bagi kehidupan manusia itu? Tidak banyak. Sebaliknya, kita cenderung melakukan tindakan yang merusak ekosistem laut. Nelayan mengambil ikan secara berlebihan dengan cara yang tidak bertanggung jawab. Misalnya, denganpukat harimau atau bahan peledak. Menurut data FAO (Food and Agriculture Organization), laut mampumenghasilkan 100 juta ton ikan setiap tahun. Pada 1988, nelayan telah menangkap ikan 97,4 ton. Jumlah tersebut menurun tiap tahun. Bukan karena manusia mengurangi kegiatannya, melainkan persediaan ikan yang menipis. Pemburu-pemburu ikan membinasakan spesies ikan paus besar. Anjing laut dan penyu ditangkapi serampangan. Terumbu karang dirusak untuk dibuat cenderamata. Nelayan bahkan sering menangkap ikan yang berharga mahal, seperti kerapu. Padahal, ikan tersebut merupakan predator yang sangat dibutuhkan agar rantai makanan tetap berlangsung. Bila predator menghilang, rantai makanan akan terganggu. Kapal tanker minyak juga selalu seenaknya membuang limbah yang dapat mencemari lingkungan laut. Minyak dapat menghilangkan daya apung ikan-ikan dan binatang laut sehingga mereka akan mati. Namun, pencemaran akibat minyak bukanlah ancaman paling serius bagi laut kita. Tindakan lain, seperti penangkapan ikan secara berlebihan dan cara menangkap ikan yang merusak,jauh lebih berbahaya bagi kelangsungan hidup biota laut.
Di beberapa bagian dunia, nelayan menggunakan cara yang merusak untuk meningkatkan pendapatan mereka. Penangkapan ikan dengan bahan peledak dapat menghancurkan terumbu karang. Di Kepulauan Bahama, karang dan rumput laut rusak ketika para pengeruk mengaduk endapan lumpur laut sehingga mengurangi persediaan oksigen dalam laut. Akibatnya, tindakan itu dapat membunuh sebagian besar ekosistem laut.
Dua pertiga penduduk dunia hidup di pantai. Dengan tumbuhnya populasi pantai, aktivitas pembangunan akan meningkat, namun juga merusak habitat yang dapat mengurangi produktivitas laut. Pariwisata menjadi penyebab utama kerusakan pantai. Mengapa? Sebab, pembangunan hotel-hotel dan sarana wisata di pantai-pantai yang buruk perencanaannya dapat merusak pantai. Misalnya,mengurangi tempat bertelur kura-kura.
Selain itu, limbah itu menjadi ancaman bagi perenang dan penyelam karena dapat menimbulkan gangguan kesehatan pada pencernaan. Kegiatan lain yang merusak pantai adalah budidaya air, seperti tambak udang atau ikan untuk ekspor, yang dilakukan Thailand dan Filipina. Tambak ikan tersebut menggusur hutan bakau yang merupakan tempat ikan liar mencari makan dan bertelur. Nelayan juga menggunakan pestisida, antibiotik, dan obat-obatan lain untuk menyehatkan ikan-ikan di tambaknya. Zat-zat itu dapat berpengaruh buruk terhadap binatang dan tumbuh-tumbuhan lain.
SOLUSI MENANGGULANGI EKSPLOITASI LAUT
Solusi untuk menaggulangi eksploitasi laut ada berbagai macam. Misalnya, memberikan peringatan kepada masyarakat tentang bahaya pencemaran dan eksploitasi laut secara berlebihan, mengusulkan perubahan kebijakan perdagangan dan pembangunan, pengelolaan hutan secara baik, pengenalan metode penangkapan ikan yang aman dan berkelanjutan, serta membantu memasarkan hasil tangkapan nelayan melalui koperasi. Pemerintah negara-negara di dunia juga harus mematuhi Konvensi PBB tentang Hukum Laut yang memberikan perlindungan dan yurisdiksi zona ekonomi eksklusif sampai 322 kilometer dari lepas pantai. Salah satu alternatift erbaik adalah pengelolaan pantai terpadu yang memandang pantai sebagai satu kesatuan dengan laut dan memperhitungkan dampak-dampak dari segala aktivitas di daerah tersebut.
MANFAAT LAUT
Tak seorang pun menyangkal bahwa laut itu penting. Kenyataan menunjukkan bahwa banyak orang menggantungkan hidupnya dari laut. Laut menjadi medan sebagian (besar) orang mengadu nasib dan menyandarkan harapan hidupnya. Banyak pula harta benda diperoleh manusia dari laut. Makanan, bahkan kesehatan manusia pun diperoleh dari dan melalui laut. Sekali lagi, laut itu penting bagi siapapun, di mana saja dan kapan pun juga. Euripides, seorang penulis sandiwara dari Athena, pernah mengatakan bahwa laut itu membersihkan semua penyakit yang diderita manusia. Penyakit-penyakit itu antara lain : tekanan darah tinggi, pembekuan darah, sakit tenggorokan, kegemukan, asam lambung, gangguan pencernaan (indigesi), sukar membuang air besar (konstipasi), reumatik, diabetes, sakit mata, flu dan sakit saraf.
Sejalan dengan itu, hasil penelitian Howard H. Hirschhorn menunjukkan bahwa (air) laut itu memperbaiki seluruh kesehatan manusia. Manfaat ini bertolak dari kenyataan bahwa laut itu mengandung banyak mineral yang merembes ke seluruh badan saat terendam dalam air laut. Mineral inilah yan berdaya mengurangi atau menghalang sebaran penyakit dalam tubuh manusia. Dengan demikian, air laut dapat menormalisir fungsi-fungsi tubuh. Karena itu, banyak orang menganjurkan untuk mandi dan mencelup badan di air laut secara teratur, bahkan minum air laut dalam takaran terbatas (Howard H, 1980).
Di samping itu laut menyediakan berbagai bahan makanan yang mudah dijangkau dengan gizi bermutu tinggi.Ada pun bahan yang sudah dikenal luas adalah ikan, siput, tiram dan garam. Umum diketahui bahwa ikan menyediakan protein bernilai tinggi dan mudah dicerna meski dalam jumlah yang sangat banyak. Secara khusus, lemak ikan seperti disinyalir Howard mengandung sejenis zat asam yang menyediakan energi untuk mencegah atheros clerosin yang menyebabkan kolesterol darah. Telur ikan dapat membangkitkan selera makan. Sementara organ-organ dalamnya terutama hati merupakan sumber terkaya dari vitamin A dan D. Tulang ikan menyediakan kalsium, phosphor dan zat besi yang berguna untuk pertumbuhan gigi dan tulang anak manusia. Sedangkan siput, tiram dan berbagai binatang tak bertulang belakang lainnya merupakan sumber vitamin B12. Berbagai zat dan vitamin yag terkandung dalam laut dan pelbagai produknya itu menjadi sumber serta penambah tenaga dan semangat manusia penggunanya. Terlepas dari air (laut) dan persediaan bahan makanan di atas, masih terdapat banyak potensi kelautan yang dapat dikembangkan. Panorama bawah laut dengan karang dan berbagai jenis tumbuhan kiranya menjadi aset pariwisata yang tak ternilai harganya sekaligus bahan baku pakan ternak dan kosmetik.Arus laut dapat dimanfaatkan sebagai sumber listrik tenaga arus laut.
ORANG-ORANG YANG PATUT DIANDALKAN DALAM MENJAGA KELESTARIAN LAUT
Sadar akan besarnya manfaat laut dan produknya bagi kesehatan dan kehidupan manusia, maka semua pihak kiranya peduli terhadap laut.Pihak-pihak yang patut diandalkan antara lain:
pertama, penduduk/warga pesisir dan penumpang kapal motor atau perahu layar. Secara sangat sederhana, bentuk kepedulian kelompok ini tampak antara lain dalam menjaga pesisir dari abrasi dan laut dari pencemaran. Dengan kata lain, kelompok ini tidak menjadikan pesisir dan laut bagaikan “tong sampah raksasa”
Kedua, para pencari/pemburu ikan dan pelbagai produk laut. Kelompok ini diharapkan menggunakan cara-cara penangkapan yang tidak berdampak rusaknya lingkungan dan biota laut. Pemboman ikan yang masih marak diperairan NTT adalah cara penangkapan yang terbukti merusak lingkungan dan biota laut.
Ketiga, lembaga-lembaga atau organisasi-organisasi peduli laut kiranya tetap melakukan aktivitas pencerahan dan penyadaran akan pentingnya laut dan aneka produk di satu sisi serta aktivitas pelestarian laut dan lingkungannya di sisi lain. Mengingat realitas NTT yang lebih luas wilayah lautnya ketimbang daratan dan belum oprimalnya pembudidayaan potensi kelautan, maka selayaknya lembaga-lembaga yang selama ini bergerak di darat membuat ekspansi kegiatan ke laut.
Keempat, pengelola industri berskala besar dan menengah kiranya menghindari pencemaran laut dan pesisirnya dari limbah industri sebagai bentuk kepedulian terhadap laut dan pesisir. Pada tataran ini para pihak hendaknya mengkritisi rencana-rencana tambang di wilayah NTT yang menjanjikan di satu pihak serta menimbulkkan kontroversi di pihak lainnya.
Kelima, para elit politik dan birokrasi pemerintah. Kelompok ini, hemat saya, merupakan kelompok penentu dan strategis perannya. Merekalah yang mempunyai akses langsung dalam menelorkan berbagai kebijakan menyangkut hajat hidup banyak orang. Mereka pula yang membuat regulasi sebagai landasan para pihak dalam pemeliharaan, pelestarian dan pembudidayaan potensi kelautan. Dalam wilayah inilah terletak relevansi pilkada di tingkat propinsi dan kabupaten/kota yang tak lama lagi akan dilangsungkan. Para kandidat gubernur dan wakil gubernur, para calon bupati dan wakil bupati ditantang. Apakah dunia kelautan menjadi basic programe atau sekurang-kurangnya masuk dalam perhatian para kandidat-kandidat itu dalam visi, misi dan percakapan selama masa kampanye? Atau sebaliknya laut dan potensinya menjadi program tambahan setelah jalan, listrik, air dan lain-lain di darat yang tidak lebih luas dari area laut? Masyarakat peduli laut pada umumnya dan masyarakat pesisir pada khususnya akan mencermati dan menjatuhkan pilihannya nanti.
PENCEMARAN LAUT
IKAN-ikan itu mendadak kehilangan kepiawaiannya berenang. Tubuhnya oyong, napas megap-megap, kemudian mengapung tak berdaya dengan posisiterbalik. Lantas, ombak paling lemah sekali pun dengan mudah mendorongbangkai mereka ke pantai.
Apa penyebabnya? Ya, pencemaran. Ikan-ikan itu mati lantaran melimpahnya
limbah organik di situ. Walau limbah dari rumah tangga atau pemukikan
ini dapat teruraikan, tetapi dampaknya terhadap kestabilan hidup di
laut cukup besar. Menurut Agus Ajar, Koordinator Manajemen Pengolahan Pesisir DFW,
tingkat pencemaran yang makin tinggi ini terjadi karena dua hal. Yakni,
masyarakat masih memandang laut sebagai tempat pembuangan sampah.
Kedua, tidak padunya kerja sama lintas sektoral dari aparat pemerintah.
Sumber pencemaran perairan pesisir dan lautan dapat dikelompokkanmenjadi tujuh kelas. Yaitu industri, limbah cair permukiman (sewage),limbah cair perkotaan (urban stormwater), pertambangan, pelayaran (shipping), pertanian, dan perikanan budi daya.
Prof. Dietriech Geoffrey Bengen, guru besar bidang kelautan Institut Pertanian Bogor, membagi pencemaran dalam dua tipe. Yaitu, pencemaran limbah organik yang berasal dari permukiman penduduk, dan limbah anorganik yang berasal dari industri. Contohnya, merkuri, sianida, arsen, pestisida, dan limbah kimiawi lainnya.
Pengaruh (limbah) darat lebih besar datang dari limbah yang tidak bisa
teruraikan. Limbah anorganik ini sangat berbahaya bagi
manusia. Ia dapat terserap lewat ikan atau kerang yang dikonsumsi
manusia. Dalam jangka panjang, dapat merusak kesehatan manusia. Seperti halnya limbah anorganik, limbah organik pun merugikan. Sebab,
dalam jumlah besar bisa memicu pertumbuhan pesat fitoplankton.
"Akibatnya, ikan-ikan akan kekurangan oksigen, dibarengi meningkatnya
kompetisi untuk memperebutkan ruang hidup.
Selain dari daratan, pencemaran pun banyak yang bersumber dari laut.Terutama terkait dengan aktivitas yang memanfaatkan laut sepertipengeboran minyak dan alur pelayaran. Namun yang paling besar
penyebabnya adalah alur pelayaran. Di alur itu kerap terjadi tumpahnya minyak dari kapal tanker. Senyawahidrokarbon dalam minyak bumi bersifat rekalsitran alias sulit mengalami perombakan di alam. Di alur pelayaran pula, kapal-kapal sering membuang air ballast dari lambungnya. Yang dikhawatirkan, air penyeimbang kapal tadi bisa saja mengandung organisme asing yang karakteristiknya berbeda dengan organisme lokal. Organisme asing tadi bisa berkembang-biak dan menimbulkan gangguan. Contohnya, berkembang pesatnya alga merah di daerah Sumatera.
DAMPAK PENCEMARAN LAUT
pencemaran menyebabkan terjadinya kerusakan alam. Pencemaran mengancam keberadaan sumber daya alam yang dapat pulih seperti berbagai jeni ikan, kerang, udang, rumput laut, bakau (mangrove), terumbu karang, dan mamalia laut. Termasuk kegiatan budi daya pantai dan laut. Akibatnya, banyak nelayan yang akan kehilangan sumber penghidupannya. Rusaknya laut tidak hanya berdampak terhadap berkurangnya devisa dari
sektor perikanan, juga pariwisata. Soalnya, ekosistem di pesisir bukan
cuma menyediakan sumber daya dapat pulih, dia juga menyediakan jasa,
misalnya pariwisata. Terumbu karang dan hutan bakau merupakan salah
satu objek wisata yang digemari pelancong.
PENANGGULANGAN PENCEMARAN LAUT
Bengen mengharapkan pemerintahsegera melakukan langkah penanggulangan yang sifatnya strategis.Misalnya, segera membangun instalasi pengolahan air limbah terpaduseperti di Eropa dan Amerika Serikat. "Saat ini usaha pemerintah sifatnya hanya crash program atau dilakukan ketika suatu peristiw terjadi. Ini tidak efektif," kata Bengen. menurut Irman Idrus, pencegahan terhadap pencemaran dapat juga dilakukan masyarakat. Contohnya yang dilakukan masyarakat Pulau Langkai di Sulawesi. Dulu, di sana terumbu karang tumbuh subur, ikan melimpah. Setelah banyak orang mencari ikan dengan bius, hancurlah terumbu karang tersebut. Ikan pun menghilang. Akibatnya, nelayan mencari ikan harus ke tengah laut. "Kini masyarakat di sana sadar dan menjaga baik-baik terumbu karang yang tersisa.
0 komentar:
Posting Komentar