Senin, 26 April 2010

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN TEKNOLOGI LAS

Teknik las telah dipergunakan secara luas dalam penyambungan batang-batang pada kontruksi bangunan baja dan kontruksi mesin. Luas penggunaan teknologi ini disebabkan karena bangunan dan mesin yang di buat dengan mempergunakan teknik penyambungan ini pekrjaan akan lebih ringan,cepat dan hemat (murah).
1.1 Ruang lingkup dan Definisi
Lingkup dalam penggunaan teknik ini sangat luas, meliputi ; Perkapalan, Jembatan, Rangka baja, Bejana tekanan, Pipa pesat, Pipa saluran, Kendaraan rel, dan lain sebagai nya.
Disamping untuk pembuatan, proses las dapat juga di pergunakan untuk reparasi, misalnya; untuk mengisi lubang-lubang pada coran, membuat lapisan keras pada perkakas, mempertebal bagian-bagian yang sudah halus dan macam-macam reparasi lain nya. Pengelasan sendiri bukan tujuan utama dari kontruksi, tetapi hanya merupakan sarana untuk mencapai ekonomi yang lebih baik.
Prosedur pengelasan kelitannya sederhana , tetepi sebenar nya didalam nya banyak masalah-masalah yang harus di atasi dimana pemecahannya memerlukan bermacam-macam pengetahuan. Karena itu pengetahuan pengelasan sangat penting sekali. Berdasarkan definisi dari Deutche Industrie Normen (DIN) las adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam atau logam paduan yang dilaksankan dalam keadaan lumer atau cair.

1.2 Sejarah Pengelasan
Asal mula las untuk menyambung logam berada jauh di abad perunggu dan sulit dilacak kapan istilah las mulai dipakai. Pada tahun 3000 SM, bangsa Mesopotamia telah menerapkan proses solder lunak.tanduk rusa disolderkan sebagai relief hiasan. Dua ratus, solder perak kemudian dipakai dalam pembuatan vas bunga di Entemene.
Beberapa ahli sependapat bahwa 4000 tahun yang lal bangsa Mesir telah mengenal cara menyambung logam dengan proses pemanasan dan penekanan. Salah satu bukti ditemukan di Lembah daerah kerajaan pada tahun 1922 yang mengisyaratkan bahwa peti jenazah Raja Tutankhamen diperkirakan dibuat sekitar tahun 1360 SM dengan melibatkan proses pengelasan. Proses yang dilakukan pada saat itu adalah proses las tempa.
Alat-alat las busur dipakai secara luas setelah saat alat tersebut digunakan dalam praktek oleh Bernades dalam tahun 1885. Dalam penggunaan yang pertama Bernades memakai elektroda yang terbuat dari batangg karbon atau grafit. Dalam tahun 1889 Zerner mengembangkan cara pengelasan busur yang baru dengan menggunakan busur listrik yang dihasilkan oleh 2 batang karbon. Dalam tahun 1892 Slavinoff adalah orang pertama yang menggunakan kawat logam elektroda yang turut mencair karena panas yang ditimbulkan oleh busur listrik yang terjadi. Disamping penemuan slavinoff dan kjellberg dalam las busur dengan elektroda terbungkus seperti diterangkan di atas, dalam tahun 1886 Thomson menciptakan proses las resistansi listrik, Goldschmitt menemukan las termit dalam tahun 1895 dan dalam tahun 1901 las oksi-asetielin mulai digunakan oleh Fouche dan piccard. Dan sekitar pada tahun 1900, pada saat itu lah disebut masa keemasan pertama untuk pengelasan logam. Pada tahun 1926 masa keemasan yang kedua muncul degan ditemukan nya las hidrogen atom oleh Lungumir, las busur logam dengan pelindung gas mulia oleh Hobart dan Dener.
Tahun 1950 terjadi masa keemasan ketiga yang masih terus berlangsung sampai sekarang, dengan ditemukan nya cara-cara las baru yaitu; las tekan dingin, las listrik terak, las busur dengan pelindung gas CO2, las gesek, las ultrasonik, las sinar elektron, las busur plasma, las laser dan masih banyak lagi.

1.3 Penggunaan dan Pengembangan Teknologi Las
Las busur logam tidak dapat diabaikan dalam perencaan banguna dan telah memberikan sumbangandalam memodernisasi bangunanbaja dimana lingkup pemakaiannya meliputi bidang-bidang perkapalan, kendaraan rel, jembatan, rangka baja, dan lain sebagainya. Pada tahap-tahap pengembangan teknologi las, biasanya pengelasan hanya digunakan pada sambungan-sambungan dan reparasi yang kurang penting. Tetapi setelah melalui pengalaman dan sering nya praktek, maka pengelasan pada masa sekarang sering digunakan, karena pada masa sekarang pengelasan sudah merupakan hal yang umum di semua negara.
Terwujudnya standar-standar teknik dalam pengelasan akan membantu memperluas lingkup pemakaian sambungan las dan memperbesar ukuran bangunan kontruksi yang dapat dilas. Dengan kemajuan yang telah dicapai sampai dengan saat ini teknologi las memegang peranan penting dalam masyarakat industri moderen.

Jumat, 16 April 2010

MANUSIA DAN KEKERASAN

PEMBAHASAN
Umat Islam Indonesia, sekali lagi, menjadi sorotan mata dunia saat ini setelah beberapa hari lalu perkumpulan sekelompok yang menamai diri Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB) diserang oleh anggota Front Pembela Islam (FPI). Secara langsung nampak bahwa kelompok AKKBB dirugikan, tapi sebenarnya memang itulah strategi pemenangan. Mereka ingin mendapatkan simpati seluas-luasnya, termasuk dari berbagai kalangan di luar negeri. Tidak aneh, jika Kedutaan Amerika telah mengeluarkan pernyataan mengutuk kekerasan tersebut.
Apapun cerita di balik dari peristiwa tersebut dan siapapun yang benar atau salah, pelaku atau korbannya, kekerasan adalah kekerasan yang tidak mungkin ditolerir dalam konteks sebuah negara yang berhukum. Ekspresi kebenarana dengan melakukan serangan kekerasan tidak akan mungkin bisa ditolerir selama semua pihak masih mengakui adanya otoritas dan hukum dalam institusi kenegaraan. Hal ini menjadi krusial, sebab jika semua pihak (kelompok-kelompok masyarakat) merasa membela kebenaran dan melakukan hal yang sama, maka hancurlah institusi kenegaraan yang menjadi pengikat semuanya.
Saya tidak akan pernah setuju kepada tindakan anarkis, apapun alasannya selama kita masih terikat oleh sebuah institusi. Jika ikatan institusi (hukum) tidak diakui berarti dengan sendirinya kita memisahkan diri dari ‘territory’ kenegaraan yang ada. Untuk itu, kesalahan apapun yang ada, harus dilakukan melalui jalur institusi hukum yang ada. Main hakim sendiri, walau atas nama kebenaran bisa dijuluki oleh pihak-pihak lain sebagai tindakan ‘premanisme’.

Inti permasalahan
Sebenarnya melihat kepada latar belakang peristiwa tersebut, nampak bahwa ada tiga unsur (pihak) yang terkait, yaitu pemerintah, kelompok-kelompok liberal (pembela Ahmadiyah), dan juga FPI. Menurut pengamatan saya pribadi, ketiga-tiganya secara langsung atau tidak bertanggung jawab atas peristiwa tersebut.
Pemerintah ikut bertanggung jawab karena isu Ahmadiyah yang telah cukup lama menjadi isu panas, juga tidak kunjung diselesaikan. Padahal, sejak dua bulan terakhir sudah ada rekomendasi dari tim gabungan antara Departemen Agama, Kementrian Dalam Negeri dan Kejaksaan Agung menyatakan bahwa Ahmadiyah adalah kelompok yang menyeleweng dan oleh karenanya perlu mendapat ketentuan hukum.
Tentu saya tidak pada posisi untuk mengatakan bahwa pemerintah harus melarang Ahmadiyah. Itu adalah hak sepenuhnya pemerintah. Tapi mengundur-undur sebuah sebuah keputusan yang menyangkut isu sensitive hanya akan menambah ‘sensititas’ masyarakat, dan pada akhirnya akan mudah dikobar-kobari untuk terjadinya sebuah kekerasan semacam peristiwa Monas itu.
Akhirnya memang diperlukan sebuah ketegasan. Ketagasan yang boleh jadi tidak popular, tapi demi maslahat yang lebih besar perlu diambil. Jika tidak, gesekan-gesekan sosial (antar kelompok) yang setuju dan yang tidak setuju akan rentang untuk bertabrakan. Bahkan barangkali tabrakan ini tidak akan selalu disulut oleh isu Ahmadiyah itu sendiri, tapi juga oleh isu-isu lain, termasuk masalah-masalah lain. Masalahnya karena memang sudah terjadi sensitifitas yang tinggi di kedua belah pihak.

AKKBB versus FPI
Tanggung jawab langsung ada pada kedua pihak, AKKBB dan FPI. Dari penglihatan saya selama ini, kedua kelompok tersebut memang berada pada garis ujung ekremisme, non kompromistik dalam hal-hal yang mereka pandang. Anehnya, masing-masing pihak mengakui kebenaran mutlak, dan yang lainnya salah.
Selama ini banyak pihak yang secara sebelah menilai jika yang ekstrim itu hanya FPI dan yang sehaluan. Sebaliknya, mereka dengan enteng menilai bahwa AKKBB dan sekutunya justeru pembela moderisme dan kebebasan. Penilaian seperti ini sama sekali tidak ‘fair’ dan cenderung semakin memperuncing permasalahan, bahkan dapat dinilai sebagai unsur kengajaan untuk semakin menjadikan FPI dan yang sehaluan semakin marah.
Padahal, kelompok-kelompok liberal dengan berbagai penamaan itu juga berada pada ujung ektremisme yang nyata. Mereka sangat tidak kompromistik dalam melihat penafsiran-penafsir an yang berseberangan. Barangkali kejadian Monas adalah klimaks dari sikap mereka selama ini yang selalu menuduh pihak seberang sebagai sesat, kafir, licik, picik, berpikiran sempit dan semacamnya.
Bagi saya pribadi, sikap seperti ini adalah bentuk ekstrimisme dan intoleransi yang jelas. Dan oleh karenanya, ketika sikap intoleran berhadapan dengan sikap yang sama pada sisi berseberangan, di sanalah rentang terjadi tabrakan. Masing-masing mengakui kebenaran, dan kaku dalam melihat fenomena perbedaan pemikiran. Bahkan keduanya cenderung bersikap eogistik dan arogan.
Sangat menyedihkan, bahwa kelompok-kelompok liberal ini hampir saja tidak kedengaran suaranya di saat umat Islam terinjak-injak. Sebaliknya mereka bersuara lantang di saat-saat kelompok lain, dan bahkan nyata-nyata musuh Islam, sedang menghadapi kesulitan. Saya tidak tahu, apakah ini sikap yang memudahkan untuk mendapatkan pujian dari pihak-pihak yang lebih kuat dan besar? Allahu lebih tahu!

Solusi
Setelah persitiwa Monas terdengar nyaring di mana-mana seruan untuk membubarkan FPI. Di satu sisi, saya seringkali sedih dan tidak setuju dengan ‘cara’cara’ FPI dalam melakukan langkah-langkah ‘amar ma’ruf-nahi mungkar ’nya.
Di saat saya menyaksikan di berbagai media massa rekan-rekan dengan jubah dan sorban, tapi kemudian mengayung-ayungkan pedang dan tombak, dengan amarah, menampakkan kebengisan, tentu bagi saya bertentangan dengan hal-hal yang selama ini kita da’wahkan. Bahwa Islam itu ramah, berpendidikan, toleran, dan jika terpaksa melakukan tindakan ‘nahi mungkar’ dilakukan dengan cara-cara yang ‘ahsan’ (dialog, debat, dan jika perlu melalui proses hukum dan politik). Tapi dengan tindakan sendiri-sendiri dengan mengindahkan hukum yang ada, hanya memberikan persepsi yang buruk.
Namaun demikian, saya berani mengatakan bahwa adalah tidak ‘fair’ jika tuntutan pembubaran hanya ditekankan kepada kelompok FPI. Seharusnya kelompok-kelompok radikal yang berseberangan juga perlu dibubarkan, karena sesungguhnya eksistensi mereka ditentukan oleh eksistensi sebaliknya (radikal yang berseberangan) . Oleh karenanya, jika FPI dibubarkan, maka seluruh kelompok-kelompok liberal radikal harus pula dibubarkan.
Selama ada kelompok radikal di sebuah sisi, akan menjadikan tumbuhnya radikalisme di sisi lain. Ketika ada yang dengan enteng meremehkan dasar-dasar ajaran agama, tidak peduli dengan fondasi kebenaran, akan ada kelompok-kelompok lain pula yang terpanggil untuk membela. Sebaliknya, selama ada sikap-sikap non kompromistik dalam masyarakat, akan tumbuh pula kelompok-kelompok yang menamakan diri berjuang melawan sikap intoleran itu.
Pada akhirnya, semua kembali kepada ‘wisdom’ pemerintah. Jika permasalahan- permasalahan dalam masyarakat dibiarkan mengambang, berbagai penyelewengan ditanggapi dengan ‘wait and see’, maka boleh jadi kelompok-kelompok ekstrim itu, baik yang di sebelah kanan maupun kiri, akan mengambil alih penyelesaiannya.
Jadi, dengan peristiwa Monas ini, siapakah yang perlu disalahkan?



Jika Front Pembela Islam (FPI) didesak bubar, maka adalah sangat adil pula jika seluruh kelompok-kelompok “liberal radikal” dibubarkan!

Minggu, 14 Maret 2010

EKSPLOITASI LAUT

EKSPLOITASI LAUT
Selama bertahun-tahun manusia menyalahgunakan laut, menjarah ikannya, meracuni dengan limbah dan sampah, serta merusak pantainya. Padahal, berbagai ekosistem laut, misalnya laut tropik yang dangkal dan hangat memberikan kondisi ideal bagi kehidupan karang. Bakau pun tumbuh subur di daerah pantai tropik. Berjuta-juta ikan berkembangbiak di antara akar-akaran yang terletak di permukaan air. Di pantai dekat daratan beriklim sedang, tumbuh hutan kelp, yaitu ganggang besar yang tumbuh subur di tempat-tempat yang kaya zat hara.
Tetapi, dari waktu ke waktu, perilaku manusia terus merusak laut. Lalu, apa yang kita lakukan untuk menyelamatkan laut yang begitu memberikan banyak manfaat bagi kehidupan manusia itu? Tidak banyak. Sebaliknya, kita cenderung melakukan tindakan yang merusak ekosistem laut. Nelayan mengambil ikan secara berlebihan dengan cara yang tidak bertanggung jawab. Misalnya, denganpukat harimau atau bahan peledak. Menurut data FAO (Food and Agriculture Organization), laut mampumenghasilkan 100 juta ton ikan setiap tahun. Pada 1988, nelayan telah menangkap ikan 97,4 ton. Jumlah tersebut menurun tiap tahun. Bukan karena manusia mengurangi kegiatannya, melainkan persediaan ikan yang menipis. Pemburu-pemburu ikan membinasakan spesies ikan paus besar. Anjing laut dan penyu ditangkapi serampangan. Terumbu karang dirusak untuk dibuat cenderamata. Nelayan bahkan sering menangkap ikan yang berharga mahal, seperti kerapu. Padahal, ikan tersebut merupakan predator yang sangat dibutuhkan agar rantai makanan tetap berlangsung. Bila predator menghilang, rantai makanan akan terganggu. Kapal tanker minyak juga selalu seenaknya membuang limbah yang dapat mencemari lingkungan laut. Minyak dapat menghilangkan daya apung ikan-ikan dan binatang laut sehingga mereka akan mati. Namun, pencemaran akibat minyak bukanlah ancaman paling serius bagi laut kita. Tindakan lain, seperti penangkapan ikan secara berlebihan dan cara menangkap ikan yang merusak,jauh lebih berbahaya bagi kelangsungan hidup biota laut.
Di beberapa bagian dunia, nelayan menggunakan cara yang merusak untuk meningkatkan pendapatan mereka. Penangkapan ikan dengan bahan peledak dapat menghancurkan terumbu karang. Di Kepulauan Bahama, karang dan rumput laut rusak ketika para pengeruk mengaduk endapan lumpur laut sehingga mengurangi persediaan oksigen dalam laut. Akibatnya, tindakan itu dapat membunuh sebagian besar ekosistem laut.
Dua pertiga penduduk dunia hidup di pantai. Dengan tumbuhnya populasi pantai, aktivitas pembangunan akan meningkat, namun juga merusak habitat yang dapat mengurangi produktivitas laut. Pariwisata menjadi penyebab utama kerusakan pantai. Mengapa? Sebab, pembangunan hotel-hotel dan sarana wisata di pantai-pantai yang buruk perencanaannya dapat merusak pantai. Misalnya,mengurangi tempat bertelur kura-kura.

Selain itu, limbah itu menjadi ancaman bagi perenang dan penyelam karena dapat menimbulkan gangguan kesehatan pada pencernaan. Kegiatan lain yang merusak pantai adalah budidaya air, seperti tambak udang atau ikan untuk ekspor, yang dilakukan Thailand dan Filipina. Tambak ikan tersebut menggusur hutan bakau yang merupakan tempat ikan liar mencari makan dan bertelur. Nelayan juga menggunakan pestisida, antibiotik, dan obat-obatan lain untuk menyehatkan ikan-ikan di tambaknya. Zat-zat itu dapat berpengaruh buruk terhadap binatang dan tumbuh-tumbuhan lain.
SOLUSI MENANGGULANGI EKSPLOITASI LAUT
Solusi untuk menaggulangi eksploitasi laut ada berbagai macam. Misalnya, memberikan peringatan kepada masyarakat tentang bahaya pencemaran dan eksploitasi laut secara berlebihan, mengusulkan perubahan kebijakan perdagangan dan pembangunan, pengelolaan hutan secara baik, pengenalan metode penangkapan ikan yang aman dan berkelanjutan, serta membantu memasarkan hasil tangkapan nelayan melalui koperasi. Pemerintah negara-negara di dunia juga harus mematuhi Konvensi PBB tentang Hukum Laut yang memberikan perlindungan dan yurisdiksi zona ekonomi eksklusif sampai 322 kilometer dari lepas pantai. Salah satu alternatift erbaik adalah pengelolaan pantai terpadu yang memandang pantai sebagai satu kesatuan dengan laut dan memperhitungkan dampak-dampak dari segala aktivitas di daerah tersebut.
MANFAAT LAUT
Tak seorang pun menyangkal bahwa laut itu penting. Kenyataan menunjukkan bahwa banyak orang menggantungkan hidupnya dari laut. Laut menjadi medan sebagian (besar) orang mengadu nasib dan menyandarkan harapan hidupnya. Banyak pula harta benda diperoleh manusia dari laut. Makanan, bahkan kesehatan manusia pun diperoleh dari dan melalui laut. Sekali lagi, laut itu penting bagi siapapun, di mana saja dan kapan pun juga. Euripides, seorang penulis sandiwara dari Athena, pernah mengatakan bahwa laut itu membersihkan semua penyakit yang diderita manusia. Penyakit-penyakit itu antara lain : tekanan darah tinggi, pembekuan darah, sakit tenggorokan, kegemukan, asam lambung, gangguan pencernaan (indigesi), sukar membuang air besar (konstipasi), reumatik, diabetes, sakit mata, flu dan sakit saraf.
Sejalan dengan itu, hasil penelitian Howard H. Hirschhorn menunjukkan bahwa (air) laut itu memperbaiki seluruh kesehatan manusia. Manfaat ini bertolak dari kenyataan bahwa laut itu mengandung banyak mineral yang merembes ke seluruh badan saat terendam dalam air laut. Mineral inilah yan berdaya mengurangi atau menghalang sebaran penyakit dalam tubuh manusia. Dengan demikian, air laut dapat menormalisir fungsi-fungsi tubuh. Karena itu, banyak orang menganjurkan untuk mandi dan mencelup badan di air laut secara teratur, bahkan minum air laut dalam takaran terbatas (Howard H, 1980).
Di samping itu laut menyediakan berbagai bahan makanan yang mudah dijangkau dengan gizi bermutu tinggi.Ada pun bahan yang sudah dikenal luas adalah ikan, siput, tiram dan garam. Umum diketahui bahwa ikan menyediakan protein bernilai tinggi dan mudah dicerna meski dalam jumlah yang sangat banyak. Secara khusus, lemak ikan seperti disinyalir Howard mengandung sejenis zat asam yang menyediakan energi untuk mencegah atheros clerosin yang menyebabkan kolesterol darah. Telur ikan dapat membangkitkan selera makan. Sementara organ-organ dalamnya terutama hati merupakan sumber terkaya dari vitamin A dan D. Tulang ikan menyediakan kalsium, phosphor dan zat besi yang berguna untuk pertumbuhan gigi dan tulang anak manusia. Sedangkan siput, tiram dan berbagai binatang tak bertulang belakang lainnya merupakan sumber vitamin B12. Berbagai zat dan vitamin yag terkandung dalam laut dan pelbagai produknya itu menjadi sumber serta penambah tenaga dan semangat manusia penggunanya. Terlepas dari air (laut) dan persediaan bahan makanan di atas, masih terdapat banyak potensi kelautan yang dapat dikembangkan. Panorama bawah laut dengan karang dan berbagai jenis tumbuhan kiranya menjadi aset pariwisata yang tak ternilai harganya sekaligus bahan baku pakan ternak dan kosmetik.Arus laut dapat dimanfaatkan sebagai sumber listrik tenaga arus laut.
ORANG-ORANG YANG PATUT DIANDALKAN DALAM MENJAGA KELESTARIAN LAUT
Sadar akan besarnya manfaat laut dan produknya bagi kesehatan dan kehidupan manusia, maka semua pihak kiranya peduli terhadap laut.Pihak-pihak yang patut diandalkan antara lain:
pertama, penduduk/warga pesisir dan penumpang kapal motor atau perahu layar. Secara sangat sederhana, bentuk kepedulian kelompok ini tampak antara lain dalam menjaga pesisir dari abrasi dan laut dari pencemaran. Dengan kata lain, kelompok ini tidak menjadikan pesisir dan laut bagaikan “tong sampah raksasa”
Kedua, para pencari/pemburu ikan dan pelbagai produk laut. Kelompok ini diharapkan menggunakan cara-cara penangkapan yang tidak berdampak rusaknya lingkungan dan biota laut. Pemboman ikan yang masih marak diperairan NTT adalah cara penangkapan yang terbukti merusak lingkungan dan biota laut.
Ketiga, lembaga-lembaga atau organisasi-organisasi peduli laut kiranya tetap melakukan aktivitas pencerahan dan penyadaran akan pentingnya laut dan aneka produk di satu sisi serta aktivitas pelestarian laut dan lingkungannya di sisi lain. Mengingat realitas NTT yang lebih luas wilayah lautnya ketimbang daratan dan belum oprimalnya pembudidayaan potensi kelautan, maka selayaknya lembaga-lembaga yang selama ini bergerak di darat membuat ekspansi kegiatan ke laut.
Keempat, pengelola industri berskala besar dan menengah kiranya menghindari pencemaran laut dan pesisirnya dari limbah industri sebagai bentuk kepedulian terhadap laut dan pesisir. Pada tataran ini para pihak hendaknya mengkritisi rencana-rencana tambang di wilayah NTT yang menjanjikan di satu pihak serta menimbulkkan kontroversi di pihak lainnya.
Kelima, para elit politik dan birokrasi pemerintah. Kelompok ini, hemat saya, merupakan kelompok penentu dan strategis perannya. Merekalah yang mempunyai akses langsung dalam menelorkan berbagai kebijakan menyangkut hajat hidup banyak orang. Mereka pula yang membuat regulasi sebagai landasan para pihak dalam pemeliharaan, pelestarian dan pembudidayaan potensi kelautan. Dalam wilayah inilah terletak relevansi pilkada di tingkat propinsi dan kabupaten/kota yang tak lama lagi akan dilangsungkan. Para kandidat gubernur dan wakil gubernur, para calon bupati dan wakil bupati ditantang. Apakah dunia kelautan menjadi basic programe atau sekurang-kurangnya masuk dalam perhatian para kandidat-kandidat itu dalam visi, misi dan percakapan selama masa kampanye? Atau sebaliknya laut dan potensinya menjadi program tambahan setelah jalan, listrik, air dan lain-lain di darat yang tidak lebih luas dari area laut? Masyarakat peduli laut pada umumnya dan masyarakat pesisir pada khususnya akan mencermati dan menjatuhkan pilihannya nanti.
PENCEMARAN LAUT
IKAN-ikan itu mendadak kehilangan kepiawaiannya berenang. Tubuhnya oyong, napas megap-megap, kemudian mengapung tak berdaya dengan posisiterbalik. Lantas, ombak paling lemah sekali pun dengan mudah mendorongbangkai mereka ke pantai.
Apa penyebabnya? Ya, pencemaran. Ikan-ikan itu mati lantaran melimpahnya
limbah organik di situ. Walau limbah dari rumah tangga atau pemukikan
ini dapat teruraikan, tetapi dampaknya terhadap kestabilan hidup di
laut cukup besar. Menurut Agus Ajar, Koordinator Manajemen Pengolahan Pesisir DFW,
tingkat pencemaran yang makin tinggi ini terjadi karena dua hal. Yakni,
masyarakat masih memandang laut sebagai tempat pembuangan sampah.
Kedua, tidak padunya kerja sama lintas sektoral dari aparat pemerintah.
Sumber pencemaran perairan pesisir dan lautan dapat dikelompokkanmenjadi tujuh kelas. Yaitu industri, limbah cair permukiman (sewage),limbah cair perkotaan (urban stormwater), pertambangan, pelayaran (shipping), pertanian, dan perikanan budi daya.
Prof. Dietriech Geoffrey Bengen, guru besar bidang kelautan Institut Pertanian Bogor, membagi pencemaran dalam dua tipe. Yaitu, pencemaran limbah organik yang berasal dari permukiman penduduk, dan limbah anorganik yang berasal dari industri. Contohnya, merkuri, sianida, arsen, pestisida, dan limbah kimiawi lainnya.
Pengaruh (limbah) darat lebih besar datang dari limbah yang tidak bisa
teruraikan. Limbah anorganik ini sangat berbahaya bagi
manusia. Ia dapat terserap lewat ikan atau kerang yang dikonsumsi
manusia. Dalam jangka panjang, dapat merusak kesehatan manusia. Seperti halnya limbah anorganik, limbah organik pun merugikan. Sebab,
dalam jumlah besar bisa memicu pertumbuhan pesat fitoplankton.
"Akibatnya, ikan-ikan akan kekurangan oksigen, dibarengi meningkatnya
kompetisi untuk memperebutkan ruang hidup.
Selain dari daratan, pencemaran pun banyak yang bersumber dari laut.Terutama terkait dengan aktivitas yang memanfaatkan laut sepertipengeboran minyak dan alur pelayaran. Namun yang paling besar
penyebabnya adalah alur pelayaran. Di alur itu kerap terjadi tumpahnya minyak dari kapal tanker. Senyawahidrokarbon dalam minyak bumi bersifat rekalsitran alias sulit mengalami perombakan di alam. Di alur pelayaran pula, kapal-kapal sering membuang air ballast dari lambungnya. Yang dikhawatirkan, air penyeimbang kapal tadi bisa saja mengandung organisme asing yang karakteristiknya berbeda dengan organisme lokal. Organisme asing tadi bisa berkembang-biak dan menimbulkan gangguan. Contohnya, berkembang pesatnya alga merah di daerah Sumatera.
DAMPAK PENCEMARAN LAUT
pencemaran menyebabkan terjadinya kerusakan alam. Pencemaran mengancam keberadaan sumber daya alam yang dapat pulih seperti berbagai jeni ikan, kerang, udang, rumput laut, bakau (mangrove), terumbu karang, dan mamalia laut. Termasuk kegiatan budi daya pantai dan laut. Akibatnya, banyak nelayan yang akan kehilangan sumber penghidupannya. Rusaknya laut tidak hanya berdampak terhadap berkurangnya devisa dari
sektor perikanan, juga pariwisata. Soalnya, ekosistem di pesisir bukan
cuma menyediakan sumber daya dapat pulih, dia juga menyediakan jasa,
misalnya pariwisata. Terumbu karang dan hutan bakau merupakan salah
satu objek wisata yang digemari pelancong.
PENANGGULANGAN PENCEMARAN LAUT
Bengen mengharapkan pemerintahsegera melakukan langkah penanggulangan yang sifatnya strategis.Misalnya, segera membangun instalasi pengolahan air limbah terpaduseperti di Eropa dan Amerika Serikat. "Saat ini usaha pemerintah sifatnya hanya crash program atau dilakukan ketika suatu peristiw terjadi. Ini tidak efektif," kata Bengen. menurut Irman Idrus, pencegahan terhadap pencemaran dapat juga dilakukan masyarakat. Contohnya yang dilakukan masyarakat Pulau Langkai di Sulawesi. Dulu, di sana terumbu karang tumbuh subur, ikan melimpah. Setelah banyak orang mencari ikan dengan bius, hancurlah terumbu karang tersebut. Ikan pun menghilang. Akibatnya, nelayan mencari ikan harus ke tengah laut. "Kini masyarakat di sana sadar dan menjaga baik-baik terumbu karang yang tersisa.

PROSES PEMBUATAN KAPAL


PROSES PEMBUATAN KAPAL
Pada umumnya metode atau cara dalam proses pembuatan kapal terdiri dari dua cara yaitu cara
pertama berdasarkan sistem, cara kedua berdasarkan tempat.
Proses pembuatan kapal berdasarkan sistem terbagi menjadi tiga macam:
1. Sistem seksi
2. Sistem block seksi
3. Sistem block
Pengertian seksi, block seksi dan block.
1. Sistem seksi adalah sistem pembuatan kapal dimana bagian-bagian konstruksi dari tubuh
kapal dibuat seksi perseksi. (perbagian)
contoh: seksi bulkhead (sekat kedap air)
Gambar 1.1: Seksi bulkhead
Keuntungan dan kerugian sistem seksi:
Keuntungan:
a. Tiap seksi dapat dibangun dalam waktu yang bersamaan tergantung kapasitas kerja
bengkel.
b. Waktu pembangunannya lebih pendek.
c. Kualitas produksi lebih unggul disbanding sistem konfrensional.
d. Mutu dari tiap seksi dapat dikontrol secara rinci.
Kerugian/kekurangan sistem seksi:
a. Kekuatan pada kapal tergantung pada perencanaan pembagian badan kapal menjadi
beberapa seksi dan juga teknik penyambungan antara dua buah seksi.
b. Pengerjaan lebih sulit karena dalam proses penggabungan antara seksi memerlukan
ketepatan ukuran yang prima.
2. Sistem block seksi adalah sistem pembuatan kapal dimana bagianbagian konstruksi dari
kapal dalam fabrikasi dibuat gabungan seksiseksi sehingga membentuk block seksi, contoh
bagian dari seksi-seksi geladak, seksi lambung dan bulkhead dibuat menjadi satu block seksi.
3. Sistem block adalah sistem pembuatan kapal dimana badan kapal terbagi beberapa block,
dimana tiap-tiap block sudah siap pakai. (lengkap dengan sistem perpipaannya).
Pada bagian desain mencakup pekerjaan-pekerjaan antara lain penggambaran bagian-bagian
konstruksi dan perhitungan atau perancangan–perancangan, selanjutnya gambar rencana gadinggading
skala 1 : 1 di mould Loft, penandaan dalam proses pembuatan kapal dilakukan di
bengkel. Berdasarkan tempatnya, pembuatan kapal dibagi menjadi dua macam:
a. Fabrication adalah semua pekerjaan pembuatan kapal yang dikerjakan diluar tempat
peluncuran dimana badan kapal dimasukkan dalam air.
b. Erection adalah semua pekerjaan pembuatan kapal yang dikerjakan di tempat dimana
kapal akan diluncurkan. Dalam hal ini pembuatan baik berupa seksi, block seksi, dan
block semuanya dilakukan/dikerjakan di tempat tersebut.

TAHAP-TAHAP PEMBUATAN KAPAL
Dalam pembangunan kapal selalu mengikuti pentahapan sabagai berikut:
1. Tahap Pembuatan Awal.
Dalam tahap ini pekerjaan yang utama adalah pembentukan pelat yang dilakukan dengan
pembersihan, penandaan, pemotongan, pembengkokkan, dan lain sebagainya.
2. Tahap Perakitan Awal.
Sebagian dari pelat dinding setelah dibuat biasanya langsung dikirimkan ke tempat
perakitan. Tetapi konstruksi dalam seperti kerangka geladak atau dasar biasanya dirakit
tersendiri lebih dahulu dalam tahap perakitan mula atau awal. Dalam tahap ini biasanya
digunakan cara pengelasan tangan, pengelasan gaya berat, pengelasan rendam dan
sebagianya. Apabila kapal kayu maka dilakukan proses penyambungan atau pengeleman.
3. Tahap Perakitan.
Ada tahap perakitan semua komponen baik yang datang dari pembuatan maupun dari
perakitan awal dirakit menjadi kotak-kotak perakitan (dilas/dilem atau penyambungan).
Pada kapal baja penyambungan antara kotak-kotak perakitan dilakukan dengan
menggunakan las busur rendam otomatis. Dalam hal mengikat kerangka dan pelat
dinding digunakan las tangan atau las gaya berat dengan elektroda khusus untuk
pengelasan datar. Disamping cara pengelasan diatas digunakan juga cara lain tergantung
dari bagian-bagian yang disambung dan posisi pengelasannya.
4. Tahap Pembangunan.
Kotak-kotak yang sudah dirakit kemudian disusun diatas galangan dengan bantuan mesin
angkat (crane). Setelah diatur kotakkotak tersebut kamudian dilas dengan menggunakan
dua macam cara pengelasan baik dengan las biasa maupun dengan las otomatik khusus.
Gambar 2.1: Proses Pembuatan Kapal
Sesuai dengan fungsinya untuk membangun kapal, maka sebuah gakangan
kapal pada umumnya memiliki peralatan-peralatan seperti terlihat pada
gambar 2.2 dan gambar 2.3 berikut.
Gambar 2.2: Denah pelataran galangan kapal yang umum.
Gambar 2.3: Denah peralatan dari galangan kapal

MOULD LOFT
Mould loft adalah menggambar bentuk badan kapal maupun dalam skala 1:1 pada lantai gambar,
meliputi gambar seluruh gadinggading kapal dan perletakan senta, serta gambar bentangan dari
pelat kapal.
Fasilitas yang dibutuhkan:
- Sebuah lantai gambar yang terbuat dari papan dengan dasar warna yang agak gelap,
misalnya hijau dan harus terlindungi dalam gedung.
- Material-material pembuat rambu, yang biasa dipakai adalah kayu plywood, tripleks,
kertas film/transparan dan bilah kayu yang mudah dilengkungkan.
- Besi dan ganjal pemberat.
- Alat-alat gambar misalnya penggaris, jangka, meteran dll.
- Sipatan, yaitu benang yang dipergunakan untuk membuat garis lurus dengan cara
menghentakkannya, sehingga akan meninggalkan suatu garis lurus karena benang diberi
zat pewarna (cairan lem putih atau warna lain).
- Alat tulis cairan pewarna.
- Alat-alat perkayuan misalnya mesin bor, mesin potong, palu dan paku.
Tujuan Penggambaran Skala 1:1
Dengan tergambarnya bentuk badan kapal/konstruksi kapal dalam skala 1:1 maka akan
didapat bentuk badan kapal yang akurat dan ukuran konstruksi kapal yang tepat, sehingga dalam
proses pembangunannya segala ukuran yang terpakai sudah tepat dan tidak ada kesalahan bentuk
maupun ukuran. Hal ini sangat diperlukan oleh pihak pelaksana, untuk menunjang kemudahan
pelaksanaan dan kualitas hasil pekerjaan.
Dari hasil penggambaran berupa bentuk-bentuk dan ukuran yang sebenarnya, akan
dipindahkan dalam bentuk mal/template yang lengkap dengan data-data ukuran serta data-data
yang lainnya, yang akan diserahkan ke bagaian fabrikasi untuk dibuatkan komponen-komponen
sesuai bentuk dan ukuran pada template masing -masing.
Dalam penggambaran bentuk badan kapal sesungguhnya, tidak selalu sepanjang ukuran
kapal seluruhnya, terutama untuk daerah tengah (parallel middle body). Hal ini dilakukan untuk
penghematan tempat, pekerjaan. Dapat pula gambar-gambar digambar secara menumpuk, untuk
mengatasi kesulitan membaca gambar yang menumpuk maka digunakan warna cat yang berbeda.
Gambar-gambar pada mould loft:
1. Lines plan.
2. Bentangan/bukaan kulit.
3. Segala detail konstruksi yang diperlukan.
4. Dan gambar lain yang dianggap diperlukan, karena kesulitan pembuatan mal bila tidak
disediakan gambar ukuran sebenarnya.

SUB ASSEMBLY
Tugas dari bagian sub assembly adalah menggabungkan beberapa komponen kecil menjadi
komponen block antara lain:
- Pemasangan stiffener pada pelat sekat.
- Pembuatan Wrang.
- Penyambungan dua lembar pelat atau lebih.
- Membantu tugas bagian assembly.
Fitting.
Pemasangan stiffener pada pelat sekat:
- Stiffener diletakkan pada posisinya dengan tanda yang ada di pelat.
- Diadakan las ikat.
- Setelah tepat diadakan pengelasan menyeluruh.
Secara garis besar bagian Sub Assembly dibedakan menjadi dua bagian:
a. Fitting (penyetelan)
b. Welding (pengelasan)
Sedangkan bagian Assembly dibagi menjadi:
a. Plate Joinning
b. Fitting
c. Welding
d. Pointing
Sub Assembly/Assembly
Fitting : Penyetelan bagian-bagian yang akan disambung hingga sesuai dengan tanda yang telah
ada sebelum dilaksanakan pengelasan.
Welding : Proses penyambungan material baik 2 atau lebih secara manual, semi otomatis dan
otomatis.
a. Manual Electric Welding
Penyambungan 2 logam sengan cara memanaskan hingga melebur menjadi satu dab
sebagai logam pengisis diambil dari elektroda, pengoperasian dengan tangan.
Penggunaan manual electric welding ini untuk menyambung komponen konstruksi yang
terletak dalam posisi yang tak dapat dicapai oleh penggunaan peralatan las yang otomatis.
b. Automatic Electric Welding
Digunakan untuk mengelas benda-benda yang datar permukaannya dan cukup panjang
jarak pengelasannya.
c. Acetyline Welding
Penyambungan dua buah logam dengan jalan meleburkan kedua ujung logam dan diikuti
oleh pengisian kawat logam pengisi. Panas yang digunakan berupa campuran 02 dan gas
Acetiline dan dengan bantuan penekanan dan panas dari campuran atau nyala didua gas
tersebut, penggunaan las acetylene dalam proses assembly (sub assembly dan assembly)
ini hanya untuk pelat-pelat dengan ketebalan 6 mm. Pada pengelasn secara otomatis,
pasir yang digunakan sebagai pelindung adalah pasir OK FLOX.

ASSEMBLY
Pekerjaan yang dilakukan oleh bagian assembly adalah sebagai berikut:
- Penggabungan beberapa wrang.
- Penggabungan seksi menjadi sebuah blok.
- Penggabungan dua block (grand assembly)
Dari seluruh pekerjaan dibagian assembly akan diadakan pemeriksaan oleh badan yang
berwenang di perusahaan galangan maupun oleh Biro Klasifikasi Indonesia (BKI).
Bengkel -----QC-------- QA------ KI------ Ship Owner
Prosedur Pemeriksaan
Akibat pengelasan akan timbul penarikan (deformasi) biasanya deformasi ini yang diukur
adalah antara stiffener dengan stiffener atau antara penguat satu dengan penguat lainnya misal
jarak antara deck girder jarak perubahan maksimum 0,6 cm harus dilakukan perbaikan (biasanya
pemanasan). Tanda untuk margin (cadangan), Margin/cadangan adalah kelebihan pelat yang
diberikan pada setiap sambungan block atau sambungan-sambungan lain yang dianggap perlu,
umumnya ditulis + 20 + 30 + 10 dan sebagainya. Dimana pada rambunya sendiri (dari mould
loft) hanya ditulis sebagai berikut :
Sedangkan pada markingnya diberi kelebihan + 20 mm

ERECTION
Erection merupakan pekerjaan pembangunan badan kapal yang terakhir. Pada pekerjaan
ini blok-blok yang telah selesai dikerjakan oleh bagian assembly digabung (disambung/joint)
menjadi satu sehingga terbentuklah badan kapal keseluruhan. Dalam penggabungan block satu
dengan block lainnya diperlukan pekerjaan awal yaitu pemasangan kupingan, papan pranca,
penandaan dll.
Secara garis besar pekerjaan pada bagian erection dapat digolongkan sebagai berikut:
- Preparation, meliputi pekerjaan pemasangan kupingan, guide plate, marking dan
pemasangan papan-papan pranca.
- Adjusting, meliputi pekerjaan leveling, atau penyamaan, cutting of allowance.
- Fitting atau penyetelan dimana pada pekerjaan ini dibutuhkan peralatan seperti gerinda,
gajung dll. serta dilaksanakan pekerjaan heating untuk menghilangkan deformasi atau
tegangan sisa setelah terjadi pengelasan.
- Welding.atau proses pengelasan.
-
Pengecekan/pemeriksaan pada erection:
Structure check, welding, tekanan air dan udara untuk pengecekan tanki, ukuran kapal
serta painting check.
Di Indonesia, biasanya setelah kapal memungkinkan untuk diluncurkan, kapal
diluncurkan (tempat erection bisa digunakan untuk membangun kapal berikutnya), pekerjaan
selanjutnya bisa dilaksanakan di atas dok apung atau di dalam dok gali. Oleh karenanya
pengedokan tidak bisa kita lewatkan dalam pembelajaran modul ini.
Rencana pengedokan (docking plan)
Dalam pengedokan perlu merencanakan dengan baik meliputi:
1. Marking posisi ganjel dilantai dock.
2. Meletakkan ganjel-ganjel (umumnya tepat pada gading-gading, gading besar dan side
girder) dan juga harus tepat pada center kapal.
3. Menentukan ketinggian ganjel dan jarak antar ganjel.
4. Fitting.
5. Pemasangan stopper dengan kemiringan 60° sebelum dilaksanakn peletakan ganjel-ganjel
(no.2) maka dilaksanakan adjusting (pelurusan).
Gambar-gambar yang diperlukan:
1. Docking Plan
2. Working drawing (untuk pekerjaan lanjutan).
3. Marking list (untuk pekerjaan lanjutan).
 
allartikel Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template